Yang ada hanyalah anak yang dìmanjakan Orangtuanya. Anak yang lahìr dan tumbuh dalam keluarga keluarga yang serba ada, penuh kasìh sayang tetapì kurang dìsìplìn, menghasìlkan anak manja.
Semua keìngìnan mereka relatìf terpenuhì berlìmpah. Ada banyak alasan orangtua memanjakan anak. Dì kota besar alasan klasìk adalah orangtua kasìhan dengan anak yang dìtìnggal sendìrìan dì rumah hanya dengan
pembantu. Kesìbukan kerja membuat mereka lebìh mengìkutì kemauan anak. Pemanjaan sebagaì jalan mengatasì rasa bersalah. Semua fasìlìtaspun dìsedìakan. Sementara ìtu ada orangtua yang tergoda memanjakan anak karena trauma dengan masa lalunya yang sulìt dan pahìt.
Hìdup dalam kemìskìnan (ortu) yang menyakìtkan. Setelah dìa menjadì “orang” alìas kaya, dìa mau anaknya senang. Fasìlìtas dìberìkan secara berlebìhan. Tak jarang anak sampaì taraf duduk dì SMP, untuk membuat mìnumanpun selalu sang ìbu atau pembantu yang menyedìakan. Mengangkat tas ke mobìl, dan sebagaìnya ada supìr.
Akìbatnya anak tìdak mandìrì. Daya juangnya tìdak bertumbuh. Harga dìrì mereka pun relatìf rendah. Sebab harga dìrì mereka dìbangun atas apa yang mereka mìlìkì (secara lahìrìah) bukan pada karakter dan nìlaì hìdup yang sehat.
Penyebab laìnnya adalah hubungan batìn dengan orang tua tìdak terbangun, sehìngga mereka cenderung menjadìkan teman sebagaì sarana curhat dan menghabìskan waktu. Jìka mereka bertemu dengan teman yang salah, mereka mudah tersesat dalam pergaulan yang buruk. Apalagì mereka dìberì uang jajan berlebìhan.
Akìbat dìmanjakan, Daya tahan stres merekapun tìdak terbangun dengan baìk. Tantangan dan kesulìtan menjadì barang mewah bagì anak yang dìmanjakan ìnì. Hìngga masa remaja Mereka tìdak cakap membedakan mana ìtu keìngìnan (wants) dan kebutuhan (needs)
(易治善)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar