Minggu, 12 Juli 2020

Corona dan Sepeda 1952



Tjondro Poernomo (TP) : "mas giman, coba berdiri sebentar..."
Mas Giman (MG): "ada apa, pak tjondro?"
TP: "saya fotokan buat kenang-kenangan. tolong mepet sedikit ke papan itu, yak siap... 1, 2, 3..." cepret!
Mas Giman adalah tukang jaga parkiran sepeda.
.
Sebelum kedatangan motor jepang, sepeda merajai jalanan di jogja... diawali sepeda bikinan eropa, merk FONGRES, GAZELLE, dkk... diikuti kemunculan PHOENIX & sepeda mini dengan harga merakyat setelahnya... tiap hari mengawasi sepeda dari bangku kayu di depan toko corona, lama-lama mas giman makin tertarik mengamati & mempelajari detail sepeda + problematikanya...


.
Dari uang yang ia kumpulkan, sedikit-sedikit dibelinya peralatan servis sepeda, seperti kunci ring & pas 10, 15, kunci inggris, tang, tanggem, setelan ruji, jugil, tambalan ban, pompa, gotri, pet / paselin, dll. dipraktekkan pada sepedanya dulu, sebelum membuka bengkel sepeda kecil-kecilan di Jl. Gondomanan, dekat THR...
.
Gondomanan adalah jalan yang strategis, tiap hari dilewati sepeda para pekerja (bakul & kuli pasar, tukang pos / bangunan, karyawan toko, guru, pekerja kantoran) dari Bantul (Jl. Parangtritis) - Jogja pagi-sore-malam, pulang-pergi... tiap hari dipakai melaju, masalah ya pasti ada-ada saja... ban gembos / bocor / mbledhos, pelg ngobeng / nggepok slebor, gotri pecah, as doll, rem blong, rante loss / pedot / gasak tutup, pedal tugel, wis pokoke ono-ono wae... _________ 
.
Kelebihan mas giman dibanding bengkel / toko sepeda di sekitarnya; ia buka lebih pagi, istirahat di siang hari & tutup lebih malam, diterangi lampu petromak... semacam pit-stop di lintasan para pesepeda... ia juga menjual kembali spare part bekas copotan yang masih bisa diperbaiki seperti dinamo lampu sepeda. Usaha itu ditekuninya sampai ia berkeluarga... Ia jadi seperti kawan lama pak tjondro, di waktu senggang ia masih sering mampir dolan ke corona...
.
Kelak di kemudian hari, anak gadis mas giman yang bernama mbak yati ikut membantu ayah saya bekerja, di tempat baru lainnya ca. 1992. mbak yati sering mengantar saya yang masih kelas 3 SD ke tempat les pelajaran bu guru ida, dibonceng naik sepeda jengki, yang boncengannya super atos, ragangan besi tanpa sepon. kadang saya meringis sambil ketawa, menahan sakit di bokong kalo pas sepeda lewat jeglongan... jedher! _______ 
.
saat nggak ada les, kadang saya diajak main sampai ke rumah bapaknya, "bengkel mas giman" di gondomanan, sekitar seberang rumah seniman pantomim djemek soepardi. di tahun 1992 saya memanggilnya pak giman...
.
KITA BERTEMAN SOEDAH LAMA*


David Chandra Antonius

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back To Top